EQUITYWORLD FUTURES – Dalam beberapa tahun kedepan, Indonesia diperkirakan mengalami masa krisis energi. Pasalnya, energi fosil atau minyak bakal berkurang lantaran masyarakat Indonesia selalu mengandalkan energi minyak dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, energi batubara juga sangat potensial untuk menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Namun, polusi yang dihasilkan dari energi ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Sedangkan, energi baru dan terbarukan memang menjadi andalan masa depan Indonesia. Lantaran, potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia juga cukup besar. Namun, kapasitas yang dihasilkan masih sangat kecil.
Untuk itu, Indonesia harus bisa mengembangkan eenergi nuklir. Banyak keuntungan yag dihasilkan apabila Indonesia menggunakan energi nuklir tersebut.
Berikut keuntungan-keuntungan yang dihasilkan energi nuklir seperti dirangkum :
Deputi bidang Teknologi Tenaga Nuklir BATAN Taswanda Taryo mengatakan tenaga nuklir sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Pasalnya, tenaga nuklir lebih tepat digunakan untuk menjadi bahan bakar pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter yang saat ini tengah dilakukan di Indonesia.
“Ada yang daya besar untuk smelter. Smelter butuh energi besar. Ada yang 1.000-2.000 MW. Paling sedikit 600 MW. Kalau didukung yang konvensional tidak bakal cukup. Makanya pasti butuh nuklir,” ujar dia.
Menurut dia, Indonesia kedepannya bakal menjadi negara dengan perkembangan industri yang besar seperti industri pertambangan. Untuk itu, pemakaian energi nuklir sangat diperlukan di Indonesia.
“Kalau memang Indonesia harus maju dengan industri, pasti akan membutuhkan energi dengan kapasitas besar, mau smelter, mestinya pilihan nuklir enggak bisa dihindari,” kata dia.
Sekretaris Utama BPPT Jumain Appe mengatakan potensi energi nuklir sangat besar di Indonesia. Selain itu, potensi energi terbarukan juga sangat besar. Namun, energi terbarukan sifatnya hanya mampu berproduksi skala kecil. Sedangkan, energi nuklir mampu memproduksi skala yang lebih besar.
“Saya kira potensinya cukup besar. Ini harus dikembangkan 10 tahun kedepan. Andalan kita memang masih batubara dan energi terbarukan seperti panas bumi. Kita menyasar ke industri itu cocoknya nuklir. Kalau untuk energi fosil dan energi batubara itu bisa tetapi tidak bisa bertahan lama,” kata dia.
Deputi bidang Teknologi Tenaga Nuklir BATAN Taswanda Taryo mengatakan saat ini Indonesia memiliki sumber daya uranium yang menjadi bahan baku energi nuklir sebesar 60 ribu ton. Namun, kata dia, masih belum dieksplorasi secara maksimal lantaran membutuhkan anggaran yang besar.
“Potensi nuklir ada di Kalimantan, Papua dan NTT,” kata dia.
Dia mengatakan Indonesia sudah mulai goyah karena bahan bakar fosil berkurang. Selain itu, energi gas juga lebih banyak diekspor ketimbang memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Batu bara memang potensial, tapi polusinya tinggi. Kebijakan pemerintah pada renewable energi, kita lihat tapi tidak bisa dengan kapasitas yang besar. Geothermal juga tidak bisa. Hydro bisa tapi tidak banyak. Saya kira mulai ke depan bisa kita kembangkan energi nuklir,” ujar dia.
No comments